Sabtu, 31 Mei 2008

Pasar Modal dan Teori Effisiesi Pasar

Penjelasan Mengenai CAPM
Kemampuan untuk mengestimasi return suatu individual sekuritas merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh investor. Untuk dapat mengestimasi return suatu sekuritas dengan baik dan mudah diperlukan suatu model estimasi. Oleh karena itu kehadiran Capital Asset Priccing Model (CAPM) yang dapat digunakan untuk mengestimasi return suatu sekuritas dianggap sangat penting di bidang keuangan. Bentuk standar dari CAPM pertama kali dikembangkan secara terpisah oleh Sharpe (1946), Lintner (1965) dan Mossin (1969), sehingga model ini sering disebut dengan CAPM bentuk Sharpe-Lintner-Mossin. Professor Sharpe kemudian memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi untuk hasil karyanya ini. CAPM merupakan salah satu model dalam keuangan yang bukan hanya telah mengalami pengujian yang cukup intensif, tetapi juga telah dicoba untuk diperbaiki dan diperluas. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan persoalan-persoalan yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata.

Pasar Portfolio
Merupakan Portofolio yang berisi dengan semua aktiva yang ada di pasar. Portofolio di efficient set ini menunjukan portofolio – portofolio efisien yang mempertimbangkan trade off antara return ekspetasi dan resiko. Untuk menentukan letak portofolio pasar ini, perlu dikombinasikan antara aktiva – aktiva beresiko. Semua investor diasumsikan akan melakukan investasi di portofolio yang sama yaitu portofolio pasar. Asumsi ini berlaku karena asumsi – asumsi di CAPM, yaitu semua investor menggunakan analisis yang sama, yaitu menggunakan analisis metode Markowitz. Karena portofolio pasar menggunakan semua aktiva beresiko, maka portofolio pasar ini merupakan portofolio dengan diversifikasi yang sempurna. Semua aktiva ini dapat meliputi aktiva keuangan seperti saham, obligasi, opsi (option), futures, aktiva riil seperti emas dan estat nyata (real estate). Lebih ideal lagi jika seluruh aktiva ini melibatkan semua aktiva-aktiva yang ada di seluruh dunia, bukan hanya di satu pasar saja. Akan tetapi, di dalam prakteknya, memasukkan semua aktiva yang ada di dunia tidak memungkinkan.

Return Equilibrium
Merupakan kondisi pasar pada saat harga-harga aktiva berada di tingkat yang tidak memberikan intensip lagi untuk melakukan perdagangan spekulatip.
Ekuilibrium pasar terjadi jika harga-harga dari aktiva berada di suatu tingkat yang tidak dapat memberikan intensip lagi untuk melakukan perdagangan spekulatip (Jones, 1995). Implikasi dari asumsi ekuilibrium ini adalah sebagai berikut ini.
Semua investors akan memilih portofolio pasar, yaitu portofolio yang berisi dengan semua aktiva yang ada di pasar.Portofolio pasar ini merupakan portofolio aktiva berisiko yang optimal, yaitu yang berada di Efficient frontier menurut Markowitz.

Resiko
Bagian keuntungan yang tidak terantisipasi, yaitu yang berasal dari surprise merupakan resiko yang dihadapi oleh pemodal. Meskipun demikian sumber resiko tersebut dapat berasal dari factor yang mempengaruhi semua perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Sumber resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu,
Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua perusahaan
Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu perusahaan

Pengujian Terhadap CAPM
Beberapa studi yang menguji keabsahan model CAPM diantaranya adalah Friend dan Blume (1970), Black, Jensen dan Scholes (1972), Blume dan Friend (1972), Fama dan MacBeth (1972), Basu (1977), Litzenberger dan Ramaswamy (1979), Gibbons (1982). Kebanyakan studi-studi ini menggunakan cara-cara berikut ini di dalam pengujiannya.
Dalam return yang digunakan adalah return total bulanan (dividen dianggap diinvestasikan kembali).Beta diestimasi untuk tiap-tiap sekuritas di dalam sampel dengan menggunakan periode 5 tahun atau 60 observasi bulanan.Indeks pasar yang digunakan untuk menghitung Beta adalah rerata tertimbang berdasarkan nilai pasar tiap-tiap sekuritas untuk semua saham umum (common stocks) yang terdaftar di pasar modal.Sekuritas-sekuritas di dalam sampel kemudian di ranking berdasarkan nilai Beta-nya. Sebanyak N buah portofolio kemudian dibuat berdasarkan ranking ini. Banyaknya (N) portofolio berkisar antara 10 sampai 20. Alasan pembuatan portofolio ini adalah untuk mengurangi pengurangan kesalahan (measurement error) di dalam mengestimasi Beta tiap-tiap individual sekuritas. Karena portofolio dibentuk berdasarkan ranking dari Beta, maka dispersi Beta di masing-masing portofolio dapat lebih kecil dibandingkan jika semua data di gabung dalam satu group saja (dapat juga berarti dalam satu portofolio saja).Return portofolio dan Beta portofolio kemudian dihitung untuk masing-masing portofolio dan regresi.

APT ( Arbitrage Pricing Theory )
APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep yang dipergunakan adalah hukum satu harga (the law of one price). Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut terjual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa resiko. APT menjelaskan bahwa beta merupakan pengukur resiko yang relevan, dan terdapat hubungan yang positf dan linear antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan beta. Sayangnya toeri ini tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pembentukan harga sekuritas. Teknik statistik yang disebut sebagai factor analysis bisa dipergunakan untuk mengidentifikasi berapa faktor yang terdapat dalam persoalan (dengan menggunakan input matriks koefisien korelasi), tetapi tidak menunujukkan apa faktor-faktor tersebut.

Efsiensi Pasar
Secara umum, efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Secara detail, efisiensi pasar dapat didefinisikan dalam beberapa macam , yaitu:
1.Definisi efisiensi pasar didasarkan pada nilai intrinsik sekuritas.
2.Definisi efisiensi pasar didasarkan pada akurasi dari harga sekuritas. (Fama, 1970)
3.Definisi efisiensi pasar didasarkan pada distribusi dari informasinya. (Baever, 1989)
4.Definisi efisiensi pasar didasrkan pada proses dinamik. (Jones, 1995)
Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja (informationally efficient market) atau dapat dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia (decisionally efficient market).

Tes dan Implikasi dari Efisiensi Pasar dan Anomali Pasar
Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang disebut dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau efficient market hipothesis (EMH). Untuk mengetahui kebenaran hipotesis ini, maka perlu dilakukn pengjian empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar.
Farma (1970) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut ini.
1.Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak form tests), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
2.Pengujiann-pengujian bentuk setengah kuat (semistrong form tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan.
3.Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong form tests), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang idak terefleksi di harga sekuritas

Tidak ada komentar: